█
Selasa, 11 Agustus 2015
Menjelang Kemerdekaan Indonesia 1
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada hari Jumat legi, 17 Agustus 1945, atau tanggal 8 Pasa 1876 tahun Jawa, atau 8 Ramadhan 1364 tahun Hijriyah, atau 17 Agustus 2605 tahun Jepang. Dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta djalanPegangsaaTimur No. 56 Jakarta Pusat
Tepat pada hari senin, 6 Agustus 1945, pada pukul 08:17 waktu Jepang, sebuah serangan bom atom di lancarkan oleh pikah Amerika Serikat yang menurunkan moral semangat juang seluruh tentara Jepang diseluruh penjuru dunia. Sehari setelah peristiwa tersebut, pada 7 Agustus 1945 BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia , atau sering disebut sebagai Dokuritsu Junbi Cosakai resmi berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau dalam bahasa Jepang disebut dengan nama Dokuritsu Junbi Inkai. Pergantian nama ini di lakukan untuk memperjelas dan mempertegas harapan dan keinginan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
Pada hari kamis, 9 Agustus 1945, serangan bom atom yang kedua menimpa kota Nagasaki, dan peristiwa ini menyebabkan Jepang luluh lantah dan porak poranda tak berkutik.
Mau tidak mau, Jepang telah mengalami kekalahan telak dalam peristiwa tersebut, hingga ahirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Amerika Serikat pada tanggal 14 Agustus 1945. Dalam kesempatan berharga inilah, Indonesia mengambil sikap tegas untuk menentukan menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.
Selaku pimpinan PPKI, Ir. Soekarno Hatta dan mantan ketua PPKI Radjiman Wedyodiningrat terbang menuju Dalat, Saigon-Vietnam untuk menemui Marsekal Terauchi. Mereka mengabarkan keinginan untuk melakukan dengan segera tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pihak Jepang berjanji akan segera memberikan kemerdekaan pada Indonesia dalam waktu dekat.
Jumat, 10 Agustus 1945, Jepang berada diambang kehancuran dan kegagalan setelah menerima serangan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Kabar ini sampai ketelinga Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis dan Chaerul Shaleh melalui siaran radio BBC dan mereka memprediksikan bahwa Jepang akan bertekuk lutut akibat serangan tersebut. Ahirnya, mereka segera bergegas ingin memproklamirkan hari kemerdekaan Indonesia dan menolak segala bentuk pemberian kemerdekaan yang telah dijanjikan oleh Jepang.
Minggu, 12 Agustus 1945 ketika di Dalat-Vietnam, Marsekal Terauchi menyampaikan kepada Ir. Soekarno, hatta dan Radjiman bahwa Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan pada Indonesia, tepat pada tanggal 24 Agustus 1945.
Selasa, 14 Agustus 1945, Ir Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman tiba ke tanah air. Sutan Sjahrir memaksa, supaya Ir. Soekarno segera bergegas memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Dikarenakan, pertemuan di Dalat-Vietnam hanyalah tipu muslihat dan akal licik Jepang untuk mengulur waktu, karena sesungguhnya Jepang telah menerima kekalahan total dan tunduk kepada sekutu yang akan kembali menjajah Indonesia.
Bersambung.....
Artikel ini diposkan oleh: Ali Hasan Efendi
Pasal 28C (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.FACEBOOK