google.com, pub-8027005344017676, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Kamis, 06 Agustus 2015

Albert Einstein Tentang Bom Atom

  • Kamis, 06 Agustus 2015
  • KLVD
  • Share
  • Albert Einstein, seorang ilmuwan fisika yang lahir pada 14 Maret 1879 di Ulm, kerajaan Wurttemberg Jerman.  Dia adalah ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Perjuangannya dalam perkembangan ilmu fisika begitu besar, dan dialah sebagai penemu teori relativitas. Yaitu sebuah teori yang mampu merubah massa menjadi sebuah energi.

    Akibat dari penemuannya teori relativitas ini, kemudian banyak digunakan oleh ilmuwan-ilmuwan lain untuk membuat senjata pemusnah massal yang sering disebut nuklir.  Meskipun sebenarnya, energi nuklir dapat digunakan unuk senjata pemusnah penyakit. Dalam bidang kedokteran misalnya, dapat digunakan untuk mendiagnosa dan terapi radiasi. Dapat juga di pakai sebagai sumber daya energi pembangkit listerik.

    Akan tetapi, sejarah gelap sudah terjadi dan berlalu. Penemuan Albert Einstein tentang teori relativitas telah berubah ditangan ilmuwan-ilmuwan lain untuk penelitian dan pembuatan senjata pemusnah massal.


    Setelah berhasil di lakukan test uji coba selama 22 hari, ahirnya senjata pemusnah masal itu dijatuhkan di Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945, dan telah dengan sukses menghilangkan nyawa 200.000 jiwa tak berdosa dalam sekejab dan membunuh secara perlahan ribuan jiwa akibat radiasi nuklir .
    Akan tetapi, meski sejarah kelam telah memberikan contoh kepada kita semua, masih ada beberapa Negara yang dengan sengaja tetap memproduksi dan menyinpan senjata nuklir tersebut.

    Menurut informasi dari sumber kredibel, seluruh bom atom yang ada dimuka bumi ini, mampu untuk menghancurkan bumi ini sebanyak lima kali. Jika bumi ini diledakkan, lalu bumi ini kembali menjadi utuh, maka masih ada bom atom yang mampu untuk menghancurkannya, hingga lima kali.


    Albert Einstein amat sangat sedih dan menyesal dengan keadaan ini, karena dia acap kali sering disebut sebagai dalang terciptanya bom atom. Dalam beberapa wawancara,  Albert Einstein berkali-kali pula meminta maaf dan menyatakan bahwa dirinya bukanlah bapak Nuklir.

    Albert Einstein menyesal karena, suatu hari dia pernah menulis dan mengirim surat kepada presiden Amerika Serikat, Franklin D. Roosevelt.

    Dalam suratnya saat itu, Albert Einstein memperingatkan pada presiden Amerika bahwa, NAZI Jerman telah melakukan upaya penelitian tentang pembuatan senjata nuklir yang dapat berakibat buruk bagi kelangsungan hidup umat manusia. Albert Einstein memiliki bayangan yang menakutkan dan dia menyarankan, agar supaya Amerika juga melakukan riset dibidang nuklir.

    Akan tetapi, penelitian yang dilakukan Amerika, dibawah kendali Militer (Proyek Manhattan), justru tidak mengajak Albert Einstein turut serta didalamnya. Bahkan, sejumlah ilmuwan yang melaksanakan proyek tersebut, sangat dilarang untuk bertanya ataupun melakukan konsultasi dengan Albert Einstein. Karena, Albert Einstein dianggap seorang ilmuwan berpaham komunis yang dianggap berpotensi  membahayakan proyek tersebut.

    Setelah serangan Hiroshima dan Nagasaki terjadi, Albert Einstein berkali-kali berkata. “Celakalah Aku”.  Dia amat sangat menyesal akibat telah menulis dan mengirim surat kepada presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt. Padahal, harapannya saat menulis surat, hanyalah ingin mengimbangi penelitian yang dilakukan NAZI Jerman karena, bila penelitian tersebut berhasil, maka sesuatu hal yang buruk akan menimpa umat manusia di bumi. Akan tetapi, penemuan teori relativitas Albert Einstein tersebut kemudian disalah gunakan dan dimanfaatkan oleh Amerika Serikat untuk melakukan pembantaian massal. 

    Dalam sebuah interview dengan surat kabar News Week, Albert Einstein berkata:
    “Seumpama saya tahu, Jerman akan gagal dalam riset tersebut,saya tak akan menulis surat kepada Franklin D. Roosevelt”. Sejak serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Albert Einstein menjadi seorang yang menentang adanya senjata pemusnah massal seperti bom atom dan dia menjadi penyeru perdamaian hingga ahir hayatnya 18 April 1955 di Princeton, New Jersy-Amerika Serikat.

    Sungguh tindakan yang tercela dan tidak ksatria bagi suatu negara, yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan pembantaian menggunakan penemuan berharga seorang ilmuwan sebagai strategi politik luar negeri

    *) Perang, akan selalu meninggalkan kepedihan dan air mata.

    Bontang Onlen