█
Rabu, 05 Agustus 2015
Bom Atom Hiroshima 6 Agustus 1945
Sesudah serangan bom atom yang dilancarkan Amerika pada 6 Agustus 1945, Hiroshima berubah menjadi sebuah kota mati seperti layaknya neraka.
Diantara kebiadaban dan kesadisan yang disaksikan oleh korban manusia yang meratap, merangkak di iringi keluh dan tangisan.
Para korban serangan bom atom Hirosima hampir terlihat seperti mahluk mengerikan yang dalam keadaan memprihatinkan.
Ketika bom atom dengan julukan 'Little Boy' meledak setinggi 750 meter diatas Hiroshima pada hari Senin pagi,pukul 08.17 waktu Jepang, tidak pernah ada seorangpun akan suatu hal seperti itu.
Kilatan dasyat yang menyilaukan mata memenuhi segala penjuru langit Hiroshima, segala macam bentuk bangunan dan mahluk di darat digulung ledakan tersebut. Di Hiroshima tercatat sebanyak 80. 000 orang tewas seketika saat ledakan terjadi. Angka statistik yang terhitung akurat menyebutkan, 40% dari populasi warga Hiroshima tewas dan dua pertiga dari Hiroshima terbakar api pada suhu 4, 000C.
Dalam sebuah buku berjudul, Last Train to Hiroshima, Charles Pellegrino menyampaikan, laporan dari ribuan saksi mata. Diantara rasa ngeri, keracunan dan efek radiasi peristiwa tersebut.
Mereka adalah manusia biasa yang sama seperti kita. Saat ledakan di ikuti kilatan besar dilangit Hiroshima, mereka mengalami kemalangan dan percobaan untuk bertahan hidup. Setelah peristiwa mengerikan akibat ledakan bom tersebut, banyak ditemui kulit yang telah terbakar, meleleh serta kulit yang terkoyak dari tulang belulang mereka. Yang tersisa hanya luka bakar hitam, hilangnya organ tubuh dan bentuk-bentuk kengerian yang lain akibat kilatan yang menyilaukan mata.
Daerah pinggiran kota Hiroshima dijauhi warga, namun sebenarnya adalah suara yang mereka buat. Menurut Pellegrino :
"Mulut mereka tidak dapat berkata-kata. Mereka tak dapat mengeluarkan suara jelas, hanya rintihan dan erangan yang memilukan. Ada pula seorang laki-laki, yang membawa mayat anak yang masih bayi"
Mereka tidak dapat bertahan hidup lebih lama. Namun ada juga beberapa orang korban yang masih hidup sebagai pengingat untuk dijadikan pengingat dan menjadi contoh perbuatan manusia yang memiliki ambisi memenangkan peperangan. Dan atas kejadian tersebut, kita sebagai manusia tidak akan bisa melupakan tragedi bom atom diwaktu yang lampau, meski setelah Jepang mendapat serangan dari sekutu, kita kemudian menjadi bangsa yang bebas dan merdeka.
"Setiap hal positif memilikii hal negatif. si jenius Einstein telah menyebabkan Hiroshima porak poranda. Pablo Picasso"
Diantara kebiadaban dan kesadisan yang disaksikan oleh korban manusia yang meratap, merangkak di iringi keluh dan tangisan.
Para korban serangan bom atom Hirosima hampir terlihat seperti mahluk mengerikan yang dalam keadaan memprihatinkan.
Ketika bom atom dengan julukan 'Little Boy' meledak setinggi 750 meter diatas Hiroshima pada hari Senin pagi,pukul 08.17 waktu Jepang, tidak pernah ada seorangpun akan suatu hal seperti itu.
Kilatan dasyat yang menyilaukan mata memenuhi segala penjuru langit Hiroshima, segala macam bentuk bangunan dan mahluk di darat digulung ledakan tersebut. Di Hiroshima tercatat sebanyak 80. 000 orang tewas seketika saat ledakan terjadi. Angka statistik yang terhitung akurat menyebutkan, 40% dari populasi warga Hiroshima tewas dan dua pertiga dari Hiroshima terbakar api pada suhu 4, 000C.
Dalam sebuah buku berjudul, Last Train to Hiroshima, Charles Pellegrino menyampaikan, laporan dari ribuan saksi mata. Diantara rasa ngeri, keracunan dan efek radiasi peristiwa tersebut.
Mereka adalah manusia biasa yang sama seperti kita. Saat ledakan di ikuti kilatan besar dilangit Hiroshima, mereka mengalami kemalangan dan percobaan untuk bertahan hidup. Setelah peristiwa mengerikan akibat ledakan bom tersebut, banyak ditemui kulit yang telah terbakar, meleleh serta kulit yang terkoyak dari tulang belulang mereka. Yang tersisa hanya luka bakar hitam, hilangnya organ tubuh dan bentuk-bentuk kengerian yang lain akibat kilatan yang menyilaukan mata.
Daerah pinggiran kota Hiroshima dijauhi warga, namun sebenarnya adalah suara yang mereka buat. Menurut Pellegrino :
"Mulut mereka tidak dapat berkata-kata. Mereka tak dapat mengeluarkan suara jelas, hanya rintihan dan erangan yang memilukan. Ada pula seorang laki-laki, yang membawa mayat anak yang masih bayi"
Mereka tidak dapat bertahan hidup lebih lama. Namun ada juga beberapa orang korban yang masih hidup sebagai pengingat untuk dijadikan pengingat dan menjadi contoh perbuatan manusia yang memiliki ambisi memenangkan peperangan. Dan atas kejadian tersebut, kita sebagai manusia tidak akan bisa melupakan tragedi bom atom diwaktu yang lampau, meski setelah Jepang mendapat serangan dari sekutu, kita kemudian menjadi bangsa yang bebas dan merdeka.
"Setiap hal positif memilikii hal negatif. si jenius Einstein telah menyebabkan Hiroshima porak poranda. Pablo Picasso"
Artikel ini diposkan oleh: Ali Hasan Efendi
Pasal 28C (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.FACEBOOK